Alamanda Shantika: Perempuan dan Teknologi
Alamanda Shantika: Perempuan dan Teknologi – Prestisa. Prestisian, pasti kamu sudah gak asing lagi dengan Go-Jek. Hampir di setiap aspek dalam hidup kita ada Go-Jek didalamnya. Mulai dari pesan ojek, pesan makanan, belanja online hingga mengantar barang. Dibalik kesuksesan Go-Jek, ada Nadiem Makarim selaku pendiri sekaligus CEO Go-Jek. Tapi, hanya segelintir orang yang tahu ada sosok lain dibalik berdirinya Go-Jek, aplikasi ojek online yang sukses merubah hidup ribuan orang di Indonesia.
Sosok tersebut ialah seorang srikandi bernama Alamanda Shantika Santoso. Alamanda atau yang kerap disapa Ala ini adalah salah satu sosok wanita hebat dibalik berdirinya Go-Jek. Ia bersama Nadiem Makarim merintis startup ini mulai dari nol hingga kini dapat menjadi aplikasi tumpuan hidup ribuan para mitra-nya.
Ala, wanita yang lahir 29 tahun yang lalu ini mengakui bahwa ia sudah memiliki minat di bidang teknologi sejak lama. Selain di bidang teknologi, Ala memiliki ketertarikan di bidang lain, yaitu matematika. Dan ketertarikan ini sudah muncul dalam dirinya sedari usia dini. Hal ini lah yang menjadi alasan bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan double degree dengan jurusan Matematika, Information Technology, dan Desain di Universitas Bina Nusantara (Binus) pada tahun 2005.
Perempuan dan Teknologi
Setelah lulus dari bangku kuliah, Ala mulai melebarkan sayapnya dengan berkecimpung dalam berbagai proyek terutama yang berkaitan dengan teknologi hingga proyek yang ia tangani itu kemudian berkembang pesat. Proyek pertamanya ia mulai saat masih duduk di bangku perkuliahan. Saat itu ia bersama dengan beberapa rekan kuliahnya memulai Pentool Studio. Ala dan rekan kuliahnya berharap Pentool dapat menjadi jalan keluar bagi pengrajin usaha kecil menengah yang ada di Indonesia, agar mereka dapat mengembangkan situs web yang diperuntukkan bagi kelangsungan usaha mereka.
Dikutip melalui Wanita Indonesia, Ala juga pernah bekerja di Kartuku selama 1 tahun. Di Kartuku ini lah ia bertemu dengan Nadiem Makarim. Setelah pertemuan ini, berlanjut dengan menghasilkan pekerjaan baru bagi Ala. Yaitu, konsultan freelance bagi Go-Jek pada tahun 2014. Setelah setahun lamanya, Ala pun bergabung secara tetap sejak Mei 2015 dan memulai posisinya sebagai Vice President of Product. Jabatan Ala di Go-Jek kian bersinar hingga 2016, ia menduduki jabatan baru sebagai Vice President, People’s Journey – People and Culture dimana Ala membawahi 130 teknisi dalam satu lingkungan.
Memilih Jalan Sendiri
Bagi sebagian orang, jabatan yang dimiliki Ala di dalam Go-Jek merupakan suatu puncak pencapaian tersendiri. Tapi, Ala seorang wanita yang memiliki prinsip hidup bahwa hidup akan sangat berarti apabila kita dapat membantu dan merubah hidup seseorang menjadi lebih baik ini, mengaku bahwa ia belum puas dengan apa yang ia raih dalam Go-Jek. Ala mengaku ia memiliki keinginan untuk membantu banyak orang terutama dalam bidang pendidikan. Hal ini ia akui sejalan dengan cita-cita yang ia miliki. Yaitu, menjadi seorang Menteri Pendidikan.
Demi menggapai impiannya menjadi seorang menteri pendidikan, Ala memutuskan untuk membangun platform bernama Binar Academy. Maka dari itu, keputusan Ala untuk keluar dari Go-Jek dirasa sangat tepat. Kini, ia bisa fokus untuk menjalankan Binar Academy. Platform yang ia buat dengan tujuan untuk memberikan pendidikan non-formal gratis selama tiga bulan. Dalam hal ini, Binar Academy fokus memberikan pengajaran dalam bidang Informasi Teknologi. Dengan membuka kelas untuk programming dan UI/UX.
Ala berharap dengan hadirnya Binar Academy dapat mendukung perkembangan teknologi di Indonesia. Hingga saat ini, Binar Academy telah meluluskan sekitar 500 murid. Dan diharap, angka ini akan terus bertambah sehingga akan bertambah pula orang-orang hebat lainnya yang dapat memberikan kontribusi nyata terhadap bidang teknologi di Indonesia. (MA)